Orang-orang yang memiliki bashîroh mampu mengetahui isi hati seseorang hanya dengan melihat wajahnya. Ucapan paling mendalam yang pernah kudengar sehubungan dengan ini adalah ucapan Syu’bah bin Hajjaj: “Jika aku melihat punggung (belakang) seseorang aku pasti mengetahui apa yang terdapat dalam hatinya.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj82RoYFs8O_kUAEZ8hKry1ZFoQcOtNZixWNX1er57_CxrcLe7ihTmWSGQSC0yZqmz0PIW8Vj33ZBVY2ZsGVCkX8ktHYx_b7yhZuzIjxQAehhPGaQiDF3y6hHil4vqlQzw7Wepb/s200/al-maghfurlah-al-habib-anis-solo.jpg)
Wajah adalah lembaran yang dapat dibaca. Jika hatinya keras, wajahnya tampak keras dan muram, hampir tidak pernah senyum. Jika hatinya lembut, ia akan bersikap ramah kepada teman-temannya, rindu pada kampung halaman, dan menyesali umur yang telah disia-siakannya. Sebagaimana dikatakan, bahwa jika kamu ingin mengetahui kesetiaan seseorang, maka perhatikanlah bagaimana kerinduannya pada kampung halamannya, kesedihannya ketika mengingat teman-temannya yang telah meninggal dan penyesalannya atas umur yang telah dilewatkannya,” jawabnya.
Petikan dari buku terjemahan dari kitab Idhohu Asrori ‘Ulumil Muqorrabin oleh al-Habib Muhammad bin ‘Abdullah bin Syaikh bin ‘Abdullah bin Syaikh bin ‘Abdullah al-Aidarus bin Abu Bakar as-Sakran, terbitan Putera Riyadi. ~ abu zahrah ~
2 komen:
salam..
bley copy post ni??
Sila kan.
Catat Ulasan