Selasa, 7 Disember 2010

Selamat Menyambut Tahun Baru Hijriyyah 1432H

Al-Fagir mengambil kesempatan ini untuk mengucapkan  SELAMAT MENYAMBUT TAHUN BARU HIJRIYYAH 1432 kepada sekelian pengunjung blog al-Fanshuri. Marilah kita memperbaharui tekad untuk berusaha lebih gigih untuk memperkasakan keimanan, menyemarakkan rasa kecintaan kepada kekasihNYA, Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم menambah keta’atan kepadaNYA,  dan memantapkan kefagiran dan kehambaan kita kepadanya.
Seharusnya pada bulan Muharram ini kita mempersiapkan diri untuk menyambutnya dengan tekad kuat, usaha keras dan amal-amal kebajikan, serta menjadikan pada setiap tahunnya lebih baik daripada tahun yang sebelumnya. Kerananya seseorang pernah berkata:
يا ذا الكسل كم تؤخر * توبتك من عام إلى عام
ولست تدري بعام * يأتيك هو ناقص أو تام
Wahai Pemalas, betapa banyak engkau mengulur-ulur taubatmu dari tahun ke tahun
dan engkau tidak tahu pada tahun manakahyang mendatangimu sebagai tahun yang penuh kekurangan ataukah kesempurnaan”
Seputar bulan Muharram ini banyak manusia memperingati peristiwa besar, yaitu hijrah Nabi صلى الله عليه وآله وسلم dari kota Makkah menuju ke kota Madinah. Dalam hal ini, istilah hijrah mengandung dua makna: yaitu hijrah hissiyah dan hijrah ma’nawiyyah.
Adapun hijrah ma’nawiyyah adalah manusia meninggalkan kemaksiatan dan bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya, berubah dengan cara kehidupan yang baru dan menuju jalan kehidupan yang baru yang membawanya, dengan tekad kuat, usaha keras dan amal-amal kebajikan. Inilah yang dinamakan dengan hijrah ma’nawiyyah. Nabi صلى الله عليه وآله وسلم menunjukkan hal ini pada Hadits Shahih yang menyebutkan;
المسلم من سلم المسلمون من لسانه ويده والمهاجر من هجر ما نهى الله عنه
“Seorang muslim adalah yang menjadikan kaum muslimin aman dari lisan dan tangannya. Dan seorang yang berhijrah adalah orang yang berhijrah dari apa-apa yang dilarang Allah atasnya”
Adapun hijrah hissiyah adalah berpindahnya manusia dari suatu tempat ke tempat lain, yaitu berpindahnya manusia dari tempat kekufuran dan kesyirikan menuju ke tempat yang Islami. Hijrah dengan makna ini terbagi menjadi dua bagian:
Hijrah yang telah berlalu dan selesai, yaitu hijrahnya kaum muslimin dari Makkah dimana saat itu merupakan tempat yang penuh kekufuran dan kesyirikan, menuju ke kota Madinah Al-Munawwarah. Hijrah yang seperti ini telah berakhir dengan Fath Makkah (peristiwa pembukaan kota Makkah), dimana Rasulullah SAW berkata:
لا هجرة بعد الفتح
“Tidak ada hijrah setelah Fath (Pembukaan Makkah)”
Hijrah yang sampai sekarang selalu ada, yaitu hijrahnya manusia dari suatu tempat kekufuran dan kerusakan dimana kaum muslimin tidak sanggup untuk berdiam disana dalam rangka melaksanakan agamanya dan mendidik anak-anaknya diatas ajaran Islam. Di saat itulah wajib baginya untuk berhijrah menuju ke suatu tempat yang Islami yang memungkinkan disana untuk melaksanakan agamanya. Hjrah dengan makna ini sampai sekarang masih tetap ada. Setiap muslim yang tinggal di tempat kekufuran, jika ia masih mampu melaksanakan agamanya dan mendidik anak-anaknya dengan pendidikan Islam yang benar, maka tidak jadi masalah ia tetap bermukim disana. Akan tetapi, jika ia tidak mampu melaksanakan ajaran Islam di tempat tersebut, maka wajib baginya untuk berhijrah ke tempat yang Islami sehingga ia mampu melaksanakan ajaran agama Islam disitu. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ الْمَلآئِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ قَالُواْ فِيمَ كُنتُمْ قَالُواْ كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي الأَرْضِ قَالْوَاْ أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللّهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُواْ فِيهَا.......
“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: “Dalam keadaan bagaimana kamu ini?” Mereka menjawab: “Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah).” Para malaikat berkata: “Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?”(Surah. an-Nisa’: 97).
Ayuh bangun! Jangan ditunda-tunda lagi. Kata al-Habib Syeikh Abu Bakar bin Salim رضي الله عنه
ولاترج فعل الصالحات الى غد – لعل غدا يأتي وأنت في اللحد
وتبلى عظامك في النراب وتبتلى – بتنعيم روح أو عذاب بحفرة
Dan jangan kau tangguh perbuatan kebajikan kepada esok hari, mungkin esok tiba sedangkan engkau terbujur diliang lahad
Tulang-temulangmu hancur dalam tanah dan engkaupun diuji dengan keni’matan ruh ataupun diazab
Sekian dari al-fagir abu zahrah
1 Muharram 1432H,
Taman Seri Gombak
P/S: Maaf kerana blog ini agak lama tidak diupdate. Al-Fagir tiada kesempatan kerana sering berulang-alik ke Kedah.

0 komen:

Related Posts with Thumbnails