ADAB ORANG YANG BELAJAR ILMU -3
Membesarkan ilmu dan ahlinya
Dan setengah daripada membesarkan ilmu itu, membesarkan kitab yang ia muthala’ah akan dia dan mengaji ia daripadanya. Maka sayugia bagi penuntut ilmu itu bahwa tiada mengambil ia akan kitab melainkan dengan ada wudhu’.
Dan dihikayatkan daripada asy-Syaikh al-Imam Syamsul A’immah al-Khulwani, bahwasanya berkata ia: Sesungguhnya mencapai aku akan ini ilmu dengan membesarkan, kerana bahwasanya tiada aku mengambil akan kertas [belajarku] melainkan dengan berwudhu’.
Dan bahwasaya asy-Syaikh al-Imam Syamsul A’immah as-Sarkhasi adalah sakit perut dan adalah ia mengulang-ulang akan pelajarannya yang ia muthala’ah akan dia pada satu malam, maka berwudhu’ ia pada demikian itu malam 17 kali, kerana bahwasanya tiada mengulang-ulang ia [akan pelajarannya] melainkan dengan berwudhu’.
Bermula kenyataan yang demikian itu, kerana bahwasanya ilmu itu nur dan wudhu’ itupun nur. Maka bertambah-tambahlah oleh nur ilmu dengan nur wudhu’ itu.
Dan setengah daripada membesarkan kitab yang wajib itu bahwa tiada menghanjurkan [melunjurkan] ia akan kakinya kepada kitab dan bahwa menghantar [meletak] ia akan kitab-kitab tafsir di atas sekelian kitab-kitab yang lain kerana membesarkan dia dan bahwa tiada menghantar ia atas kitab-kitab akan suatu yang lain. Dan adalah tuan guru kami Burhanuddin menghikayat ia daripada seorang syaikh daripada segala masyaikh-masyaikh, bahwasanya seorang ‘alim fiqih, adalah ia menghantarkan jubul [botol] da’wat [tinta] diatas kitab, maka berkata ia baginya dengan lughah farisiyyah “burnayabi” – artinya: tiada mendapat engkau akan manfaat daripada ilmu engkau. Dan adalah tuan guru kami al-Qadhi al-Ajallu Fakhrul Islam, yang dimasyhurkan dengan Qadhi Khan, berkata ia: Jika tiada berkehendak dengan demikian itu aku meringan-ringankan dan menghina-hinakan, maka tiada mengapa dengan yang demikian itu tetapi yang aulanya bahwa terpelihara ia daripadanya. - Taman petikan dari kitab Pelita Penuntut terjemahan dari Risalah Ta'limul Muta'allim Thariqat Ta'allum bagi al-'Allamah asy-Syaikh az-Zarnuji oleh Muhammad Syafie bin Abdullah bin Muhammad bin Ahmad Rangkul Langgih Fathani.
0 komen:
Catat Ulasan