Masjid Riyadh, Seiwun, Hadhramaut |
Pada
malam 7 Ramadhan 1326H setelah sholat Tarawikh di Masjid Riyadh di kota Seiwun,
al-Habib Ali Bin Muhammad bin Hussin al-Habsyi رضي الله عنه dalam tausiyyahnya menegaskan:
Para sholihin dahulu telah berhasil meraih nafahat pada bulan Ramadhan. Ini sebab mereka mampu menundukkan nafsu mereka untuk tidak berbuat maksiat
(zahir dan bathin). Mereka sedar di beri amanah oleh Allah Ta’ala yang berupa
mata, lisan, telinga dan perut, dan mereka menjaga amanah tersebut. Berbeda
dengan kita sudah berapa banyak amanah yang di berikan kepada kita, namun kita
khianati. Ketahuilah, wahai saudaraku sudah 7 hari Ramadhan melewati kita,
namun apakah tampak pada diri kita perubahan pada amal??? Perubahan pada hati???
Yang mana hati yang tadinya gelap menjadi terang. Hal itu semua dapat terhasil
dengan banyaknya bersedekah di bulan ini.
Jangan
sekali-kali kalian menganggap remeh perbuatan kebajikan walau sebesar biji
sawi, semumpama menampakkan wajah yang berseri-seri kepada saudaranya.
Imam
asy-Sya’rani di dalam kesungguhan amalnya dan dalam menundukkan hawa nafsunya,
apabila terlintas di dalam hatinya ingin bersedekah, walau dia masih berada
dalam bilik mandi, dia berteriak kepada keluarganya: “Tolong berikan wang dinar
ku kepada fulan agar aku merasa lega.” Ketika di tanya kenapa tidak
menunggu hingga keluar dari bilik mandi baru bersedekah…? Beliau menjawab: “Aku
khuatir nafsuku menundukkan diriku, hingga aku berpaling tidak mahu bersedekah
dan meninggalkan amal baik. Oleh kerananyalah aku bersegera untuk menundukkan
nafsuku. – al-Mawaaid ar-Ramadhaniyyah
Minal Anfaasil ‘Aliyyah yang di kumpulkan oleh al-Habib Ali bin ‘Abdul
Qadir bin Muhammad al-Habsyi, 1406H/1986.
sekian dari
abu zahrah al-qadahi
khamis , 2 ramadhan 1433, dhuha ~ taman
seri gombak ~
0 komen:
Catat Ulasan